Lagi-lagi saya telat menulisnya, tapi tidak apalah dari pada tidak tertuangkan.. 🙂
Kehidupan di desa sangat berbanding terbalik dengan kehidupan dikota, begitu pula dengan keadaan anak-anak yang hidup disana terkadang tidak sedikit orang yang secara kasat mata memandang kalau anak-anak yang hidupnya di desa biasanya keterbelakangan dari segi pendidikan, sehingga tidak memiliki kreativitas, anggapan seperti itu pada saat ini sudah harus dihapuskan karena terkadang anak yang hidup di desa justru lebih kreatif dari pada mereka yang hidup di kota, banyak hal unik yang dilakukan anak di desa yang tidak mampu dilakukan oleh anak di kota.
Masa Liburan Tiba
Desa Macajah kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan +/-60 Km ke utara kota Bangkalan, tepatnya di daerah pantai Siring Kemuning, diawal tahun 2012, Komunitas PLAT-M mengadakan acara rutin Len-Jelen Bareng dan tempat yang jadi tujuan yaitu pantai Siring Kemuning, karena meskipun tempat ini sudah lumayan terkenal namun beberapa anggota Plat-M ada yang belum mengerti termasuk klebunnya sendiri padahal asli orang bangkalan, fazza, rotyyu dan beberapa yang lain. Berbeda dengan kunjungan saya dulu yang pertama ke pantai ini, pertama kali sampai di tempat ini beberapa bulan yang lalu suasana pantai ini tampak sepi, beda halnya dengan kunjungan saya yang kemarin, sampai di pantai kesan pertama yang terlihat pantai sangat ramai parkiran full, karena musim liburan sekolah sehingga banyak sekali orang-orang jauh dari jauh yang berkunjung ke tempat ini, dan rata-rata pengunjungnya adalah anak-anak yang dilihat dari face masih SD bersama keluarganya menikmati liburan. disela-sela kumpulan para wisatawan, tiba-tiba teman-teman Plat-M khususnya saya dikagumkan oleh suatu objek menarik tentang tingkah laku dari beberapa anak yang sedang berkerumun di hamparan tanah pasir sambil memegang bambu, dan mereka adalah anak SD yang tinggal disekitar pantai Siring Kemuning tersebut, mereka sedang menikmati liburan sekolahnya,
mungkin kalau di kota-kota ketika masa liburan sekolah tiba dihabiskan untuk jalan-jalan bersama keluarga mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi, jalan-jalan ke tempat wisata yang mewah, tapi berbeda sekali dengan anak-anak SD di pesisir pantai ini, mereka tampak bahagia dengan kreativitas sederhana yang tidak semua orang dapat membuatnya.
Apa Sih Kreativitas Anak SD ini??
Permainan mereka sangat sederhana tapi unik, mereka memafaatkan dedaunan yang ada dipinggir pantai dan juga memanfaatkan hembusan angin laut, tapi tidak sembarangan dedaunan yang mereka pakai, permainan ini juga tidak mengeluarkan biayatapi mambuat orang-orang yang melihatnya kagum bahkan ada beberapa anak seumuran SD juga yang ikut mengabadikan momen ini.
Fotografer kecil yang mengabadikan momen
Permainan ini berupa baling-baling, baling-baling yang biasanya saya lihat terbuat dari bambu, tapi kalau yang ini terbuat dari daun, mereka memanfaatkan daun dari pohon Camplong (pohon yang biasanya terdapat dipesisir pantai, dengan buah bulat kecil-kecil dan dapat menghasilkan minyak yang dikenal dengan minyak Camplong), daun dari pohon ini berbentuk oval dengan tekstur yang lumayan keras, mereka memanfaatkan 1 lembar daun camplong ini, kemudian adda beberapa bagian yang dibuang, daun ini nantinya akan ditusuk dengan menggunakan lidi dan diikat longgar pada sebatang bambu, bambu itu nantinya di tancapkan pada pasir di pesisir pantai dan untuk memutar baling-balingnya mereka memanfaatkan angin laut. Hal sangat unik sekali ketika mereka mau menancapkan bambunya, posisi bambu tersebut tidak sembarang ditancapkan karena nantinya akan berpengaruh pada perputaran baling-baling.
lagi ngetes baling-baling daun..
Setelah baling-baling itu berputar mereka tidak meninggalkannya begitu saja, tapi ditunggu dari jauh sambil mainan pasir, dan jika ada yang mendekati baling-baling tersebut maka mereka tidak segan-segan untuk memarahinya.
Hal ini ketika orang memandang mungkin sangat sederhana tapi tidak semua anak dapat membuat mainan seperti ini, termasuk teman-teman Plat-M yang menyebut mereka dengan sebutan Laskar Pelangi Siring Kemuning.
Laskar Pelangi Siring Kemuning
Anggota Plat-M mulai dari kanan yang berdiri Agung, Fendy, Saya sendiri, Fazza dan yang duduk Darul , Fajar, Rotua, Ria, Triyanto, Suzan, wahyu , serta Fotografer kita si Slamet
kayak kenal sama cewek jongkok yg agak subur …. hehe raut si fazza jg mendadak sumringah! ada apa ya????
sapa yah??/ hohooho
kayak kenal sama cewek jongkok yg agak subur …. trus si fazza mendadak sumringah! ada apa ya? *&%&^$^%^$%^$%
PertamaX
Luar biasa tema ini, padahal acaranya adalah Len-jelen dan raker Plat-M, tapi berkat ketelitian Mbak Erna menjadi sebuah konten yang menarik karena melihat dari sisi lain yang tidak terlihat oleh yang lain. Salutto for Mrs. Erna!
*hehehehe, saya memang pertamakali kesana. jadi malu!*
WAh jadi maluku irian jaya.. 🙂 jangan lupa cari penginapan dulu yah..
Emg Erna udah nikah? Kok kamu beri titel Mrs?
tau tuh bang…. si klebun… uaneh kok
Belajar kreatif sedini mungkin….
Bettuull itu coy..
Kreativitas bukan kreatifitas
hehehe… kurang tepat yah bang… ukey saia ganti…
Wah seru banget si laskar pelangi siring kemuning…
kan kamu slamet yang ngasih nama.. Applause buat slamet.. 🙂
siapa bilang anak desa gak bisa berkreasi, ane juga anak desa :p
tulisannya bagus 😀
mereka yang memandang sebelah mata… 🙂 diriku juga orang desa…
..keren tuch tang jadi fotografer cilik 😛 ..
keren yah,,,, berbakat…
semoga besarnya lebih kreatif 😀
Amiinnn…:)
justru enak tuh didesa, libiran ini aku cari ide untuk bermain2 anak tapi dialam, gak ada disekitar sini
kemana tuh??/
nice post…bisa jadi masukkan juga untuk yang lainnya …artikel yang positif…:)
terima kasih… semoga tidak ada lagi yang memandang rendah tentang kehidupan di desa
belajar dari alam itu lebih baik, sekaligus mensyukuri nikmat yang ada
iyah… didesa itu masih natural sekali…
wah, bener, di desa anak2 dipaksa untuk bisa bersenang2 dengan caranya sendiri, maka dari itu, lahirlah kreatifitas mereka.
mereka punya cara sendiri untuk menyenangkan dirinya…
gw juga orang desa loh 🙂
gua gue idem orang desa juga
Sebenarnya anak perkotaan juga gak kalah kreatif nya, hanya saja anak perkotaan sedikit susah mendapatkan barang-barang yang bisa mereka olah untuk menjadi mainan dan pengaruh teknologi sudah merubah pola bermain mereka.
tapi tidak semuanya demikian
thank you, may be helpful and beneficial to all
@Tampil Beda
byk mlh yang dari daerah berbakat / berpotensi. karena keuletan dan kerja kerasnyaa..”mencari dan mencari.
tp biasax yg di kota sdh keenakan dengan apa yg ada..baik teknlogi/fasilitas.
tp mereka dsn??” di pinggiran..”dengan kreativitasnya mereka juga bs jalan.
Hoo.. ane soale anak desa jg,local.
@Beda dari yang lain.
iya dan cendrung masih natural,,,
salam juga… saia juga anak dusun 🙂
iya benar, fasilitas tapi mereka tetap berusaha ulet..
Hem ini postingan lama yah…jadi inget celana sobek itu 🙂
hehehe.. masih adakah celana itu
Tulisan ini ramai ya komentarnya, dan ternyata tentang raker itu. Saya masih ingat saat-saat ALAM diadili. Ini lebih cocok disebut acara #MengadiliKlebun Hehe.
Tapi dari acara inilah, saya tumbuh dan belajar. Saya masih ingat lho pesan Mbak Erna di bawah pohon di pantai ini: “Kalau ada apa-apa, jangan dikerjakan sendiri, Bun!”
Iya.. Inget banget acara itu ada Suzan, Fajar , Darul.. Personil lama masih lengkap