Indonesia dikenal dengan negara kepulauan karena memiliki banyak pulau, mulai pulau yang ditempati maupun pulau yang kosong. Dari beberapa pulau itu melahirkan berbagai keanekaragaman tetapi tetap menjadi satu, seperti halnya semboyan Bhineka Tunggal Ika yang sudah sering kita dengar.
Demikian halnya dengan Madura, sebuah pulau yang masih memiliki beberapa pulau kecil. Madura terdiri dari empat kabupaten, satu kabupaten paling ujung timur memiliki puluhan pulau kecil dengan jarak yang lumayan jauh. Kabupaten Sumenep memiliki 126 Pulau, tapi hanya beberapa pulau yang mulai terekspos keindahannya. Tanggal 30 november kemarin Disbudpar Sumenep mengundang beberapa blogger dari Plat-M dan Blogger Surabaya untuk mengeksplor salah satu pulau di Kabupaten Sumenep yaitu pulau Giliyang.
Penyebrangan menuju pulau Giliyang dilakukan dari Darmaga Dungkek dengan menggunakan kapal perahu, perjalanan laut ini berlasung +/- 45 menit, menyusuri laut Gili yang bersih dan goyangan ombak yang tergantung pada situasi dan kondisi. Waktu sampai di pesisir pulau Giliyang, air laut sedang surut sehingga semua teman-teman Blogger harus turun dari perahu dan berjalan kaki menyusuri air sedengkul, tetapi jika tidak ingin basah-basahan, kita bisa menyewa perahu kecil yang telah disediakan masyarakat Giliyang,dengan harga murah meria Rp.1.000;-/orang
Pulau Giliyang merupakan pulau yang memiliki kandungan oksigen terbaik dan terbanyak nomor dua di dunia, yang terletak pada dua desa dengan beberapa spot. Sehingga pulau ini terasa sangat sejuk udara dibandingkan dengan lainnya. Pulau yang memiliki luas keseluruhan +/- 10 Km ini masyarakatnya masih sangat ramah, dan jika berkunjung ketempat ini kita tidak perlu kaget, karena banyak masyarakat yang umurnya sudah lebih dari 80 tahun masih sehat dan beraktifitas seperti biasanya, mereka bertani, ambil air di sumur bahkan ada sebagian yang menganyam, mereka masih melihat dengan jelas tanpa menggunakan kacamata.
Di pulau ini ada beberapa keunikan tersembunyi, mereka hidup tanpa adanya subsidi listrik dari pemerintah, sehingga memanfaatkan tenaga surya untuk penerangan dan jika berkunjung ketempat ini jangan mencari air es, karena masyarakat di pulau giliyang tidak minum es. Selain itu dipulau giliyang tidak ada alat transportasi memadai sebagaimana biasanya seperti Taxi, Carry apalagi Bus. Alat transportasi yang biasanya dipakai ditempat ini adalah Tossa atau yang lebih dikenal dengan nama Dorkas. Dorkas yang biasanya dipakai untuk mengangkut air galon atau tabung Elpiji, disini dipakai untuk megangkut manusia.
Tidak seperti pulau yang lainnya, di pulau Giliyang udaranya sangat sejuk walaupun suasananya panas, karena kandungan Oksigen ditempat ini sangat melimpah walaupun tidak menyebar ke semua tempat. Pulau Giliyang juga dikenal dengan sebutan pulau “Sponge” oleh karena itu menurut Guide yang mengantarkanku dipulau ini ada sekitar 17 Rongga/Goa. Sehingga jika teman-teman berkunjung ketempat ini jangan lupa mencari keunikan didalam Goa, Goa yang terkenal di pulau ini adalah Gua Celeng yang sekerang diganti nama menjadi Gua Maha Karya.
Pulau kecil yang memiliki banyak tempat indah yang tidak hanya berpusat pada satu titik saja. Beberapa pantai yang bersih dengan terumbu karang dan ikan-ikan yang menarik serta bebatuan yang menyerupai Stalagtit alami seperti di Batu Canggha juga menjadi pelengkap keunikan pulau ini, serta beberapa keindahan lain yang masih bersembunyi.
ehh ada photoku, btw tuh foto aku ambil dari @cewekalpukat alias si aya, . . .
Oalah.. Pantesan keren.. Kira hasilmu #eh.. Nyuwun potone ya cewekalpukat
Keren sekali nih websitenya,,,,, perpaduan warna yang mantabh mbak,,hehehe
Makasih kaka.. Masih belajar kak
Waktu sampai di pesisir pulau Giliyang, air laut sedang surut sehingga semua teman-teman Blogger harus turun dari perahu dan berjalan kaki menyusuri air sedengkul, tetapi jika tidak ingin basah-basahan, kita bisa menyewa perahu kecil yang telah disediakan masyarakat Giliyang,dengan harga murah meria Rp.1.000;-/orang
-> Menarik, masih ada yang menyewakan jasa 1.000,- /Orang?. Amazing! Semoga bisa dikasih lebih kalau ada yang begini ya….
Kencing aja 2.000,- lho……
Nah betul sekali.. bahkan mereka rela dorong perahu basah-basahan.. semacam ojek perahu gitu