Siapa tak kenal Candi Borobudur? Borobudur adalah nama sebuah candi Budha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Candi Budha yang memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya. Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang didalamnya terdapat arca buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma).
Jutaan orang mendamba untuk mengunjungi bangunan yang termasuk dalam World Wonder Heritages ini. Tak mengherankan, sebab secara arsitektural maupun fungsinya sebagai tempat ibadah, Borobudur memang memikat hati.
Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Bangunan ini berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut.
Bagian dasar Borobudur, disebut Kamadhatu, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu. Empat tingkat di atasnya disebut Rupadhatu melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat tersebut, patung Budha diletakkan terbuka. Sementara, tiga tingkat di atasnya dimana Budha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang disebut Arupadhatu, melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk. Bagian paling atas yang disebut Arupa melambangkan nirwana, tempat Budha bersemayam.
Jika di Indonesia ada candi Borobudur, beda halnya dengan Negara tetangga yang juga memiliki candi besar yang bernama Angkor Wat, Angkor Wat dikenal sebagai Sang Kuil Matahari bangunan ini terletak di Kamboja tepatnya di kota Angkor. Bentuk candi ini sekilas mirip Piramid yang sangat besar , di sepanjang jalan lintasan yang mengarah pada pintu masuk terdapat pagar yang berbentuk ular raksasa. Ini diyakini sebagai lambang kesuburan. Kuil ini terdiri atas sebuah bangunan tinggi dan sejumlah bangunan kecil di sekitarnya. Bangunan ini tersusun dalam serangkaian yang terdiri dari tiga lantai dan ada lima menara di atasnya. Di sekeliling bangunan itu terdapat ukiran-ukiran indah di atas batu. Bahkan, pada dinding ada pula ukiran yang melukiskan mitologi Hindu.
Angkor Wat melambangkan ciri keagamaan Hindu dengan menara utama yang melambangkan Gunung Meru, pusat seluruh kegiatan menurut hinduisme. Halaman dikelilingi dinding dan terusan yang berfungsi bukan saja sebagai penghadang, tetapi juga sebagai lambang Gunung Meru yang dikelilingi oleh banjaran dan lautan, sebagaimana digambarkan oleh kepercayaan Hindu. Terdapat sebuah parit dan dinding yang dilukis indah mengelilingi lima kuil utama.
Candi Angkor Wat dibangun pada paruh pertama abad ke-12 Masehi, tepatnya masa pemerintahan raja Suryavarman II yang masih difungsikan sebagai tempat beribadah umat hindu, namun pada akhir abad ke-13 Masehi Candi Angkor Wat perlahan-lahan dialih fungsikan dari candi Hindu menjadi candi Buddha Theravada, hal ini berlangsung hingga kini. Namun pada saat ini Angkor Wat mempunyai fungsi lain, yaitu sebagai tempat pengamatan Matahari dan Bulan. Peristiwa yang menarik terjadi saat matahari berada pada titik vernal equinox (tepat melintas garis Khatulistiwa, matahari menuju ke langit utara). Jika diamati dari depan gerbang masuk sebelah barat, maka matahari akan terbit tepat diatas menara kuil yang berada di tengah.Peristiwa inilah yang digunakan sebagai tanda oleh Bangsa Khmer untuk menghitung posisi matahari, sehingga Angkor Wat tidak hanya sebagai tempat Ibadah saja melainkan sebagai stasiun pengamatan langit (observatorium astronomi)
Banyak relief-relief cantik yang terdapat di candi Angkor Wat ini seperti halnya di candi Borobudur, bahkan terdapat beberapa relief yang sama diantara keduanya, Padahal Jauh sebelum Angkor Wat berdiri di Kamboja dan katedral-katedral agung ada di Eropa, Candi Borobudur telah berdiri dengan gagah di tanah Jawa. Hal ini disebabkan karena menurut legenda Kamboja, arsitek Angkor Wat adalah Gunadharma. Sedangkan kita tahu bahwa Gunadharma merupakan arsitek Candi Borubudur. Kalau memang benar Gunadharma yang dimaksud adalah pribadi yang sama, berarti tidak ada keheranan jika terdapat banyak kesamaan, ini juga menandakan bahwa hubungan bangsa Indonesia dan Kamboja ternyata mulai terjalin sejak sebelum masa Raja Jayawarman II di Kamboja, yaitu sebelum abad ke-9.
Mengingat kesamaan relief pada kedua candi besar tersebut ini juga menandakan bahwa kebudayaan Negara-negara ASEAN adalah serumpun sehingga memiliki kemiripan satu sama lain. Selain itu kebudayaan tidak bisa dikekang dan secara khusus kelompoknya memberikan himbauan untuk membuka borders (batasan) dalam termin kebudayaan. Oleh karena itu sebagai warga Negara yang baik harusnya kita mampu menjaga kebudayaan-kebudayaan itu agar tetap terawat dan menjadikan persamaan itu sebagai tonggak pemersatu bangsa-bangsa di ASEAN.
Bagus artikelnya.. padat dan berisi, semoga selau sehat, rejekinya tambah banyak dan sehat selalu.. salam sukses buat teman-teman semua..amiin
Bagus artikelnya.. padat dan berisi, semoga selau sehat, rejekinya tambah banyak dan sehat selalu.. salam sukses buat teman-teman semua..amiin