Journey merupakan salah satu alasan untuk saya mengenal dan mengerti daerah baru walaupun hingga saat ini masih sebagian kecil dan masih berputar di pulau jawa ini. Puas?? Pastinya belum karena Negara ini memiliki banyak sekali tempat indah dan patut dikunjungi, namun walaupun masih hanya di pulau Jawa tapi pada diri ini sudah tertanam rasa bangga dan bersyukur atas kuasaNya. Pantai, Wisata Religi, Tempat bersejarah, Hutan hingga pegunungan yang pernah saya lihat dan saya kunjungi memiliki arti tersendiri tentang indahnya negeri ini. Walaupun belum pernah mengerti rasanya mendaki gunung karena nyalinya kurang tapi melihat gunung yang tertutup kabut rasanya ingin sekali menapakkan kaki disana, Semoga!!
Dari beberapa journey yang pernah saya lakukan ada salah satu yang hingga saat ini masih agak takut ketika mengingatnya namun masih ingin sampai ketempat itu lagi dan menurut saya mungkin ini merupakan Unforgettable Journey karena beda yang lain walaupun travelling yang saya lakukan kadang sambil menyelam minum air.
Of road didaerah perbukitan sudah tidak asing bagi saya karena di Madura adanya hanya bukit tidak ada gunung bahkan tidak jarang menjadi rider sendiri, begitu pula melewati daerah yang banyak sekali pohon (belum termasuk hutan) karena di Madura tempat saya berpijak memang masih banyak sekali pepohonan dimana mereka menyebutnya hutan walau aslinya belum masuk kategori hutan.
Journey ini berawal dari sebuah undangan organisasi untuk acara diklat di sebuah Villa di Pacet yang sebelumnya saya dan lima teman memutuskan untuk berangkat lebih awal karena harus melakukan survey Villa untuk sebuah acara di daerah Tretes, namun karena terkendala cuaca acara survey itupun di tunda setelah acara di pacet. Sebelum berangkat ke Pacet pagi itu kita disuguhkan dengan aliran sungai yang deras dan airnya yang sangat jenih membuat saya tergiur untuk basah-basahan meyusuri aliran sungai sambil menikmati segarnya air di lereng Gunung Penanggungan.
Berangkat ke Pacet melewati hutan di lereng pegunungan bukanlah hal yang biasa buat saya, unik, senang, menakutkan itulah yang saya rasakan ketika memasuki hutan. Pohon-pohon besar, Suara-suara binatang alas yang sesekali terdengar saling bersahutan memecah keheningan, hembusan angin yang perlahan terasa begitu sejuk dan sesekali, terdengar gemericik suara air dari pipa saluran air bersih yang ada di sebelah kiri jalan. Apa ini suasana hutan sebenarnya?? Apalagi ketika memasuki daerah Trawas melewati sebuah jembatan di dalam hutan yang di pinggirnya jurang entah tak ada yang tau berapa meter kedalamanya, bahkan di benak saya waktu itu kadang terlintas akan ada Dinosaurus yang tiba-tiba muncul di hadapan kami seperti di film Jurassic Park dan kami tersesat didalam hutan tanpa tau jalan keluar, Hmm.. Hadeehh Menghayal 🙂 . Padahal waktu itu tidak ngasal lewatnya karena sudah ada penunjuk jalan yang benar-benar sudah biasa melewati hutan itu, jadi aslinya tidak perlu kwatir.
Keesokan harinya, sambil melawan dinginnya pagi yang menusuk tulang di Pacet kami lagi-lagi disuguhkan dengan suasana yang cukup memicu adrenalin, melewati jalan setapak yang licin karena selesai hujan menuju ke lembah aliran sungai dari gunung Welirang untuk acara diklat. Rimbunan semak-semak tumbuh liar di sepanjang jalan yang dilalui, Bebatuan dan gemericik aliran air terjun di sungai itu menyambut kedatangan kami.
Masih di hari yang sama saya dan enam teman saya melanjutkan trip menuju ke Tretes menyelesaian acara yang tertunda sebelumnya. Menuju Tretes kami tidak kapok memilih melewati jalur hutan. Sebelum memasuki hutan yang sebenarnya kami disuguhi dengan indahnya pohon durian dan pohon alpukat yang sedang berbuah, yang mungkin tidak ada tau kalau seandainya buah durian itu tiba-tiba jatuh ke kepala kita. Memasuki hutan suasananya tidak jauh berbeda dengan suasana saat melewati hutan di daerah Trawas karena masih sama-sama dilereng gunung. Meski mendekati tengah hari, suasana masih terasa seperti pagi. Deretan pohon berumur puluhan bahkan mungkin ratusan tahun, berjajar cukup rapat. Diikuti rapatnya dedaunan yang seperti tak menyisakan celah terik mentari serta desiran angin sejuk yang membuat bulu kuduk berdiri. Liku-liku jalan beraspal serta tikungan tajam berhasil ditaklukkan oleh para rider ini hingga sampai ditempat yang benar-benar masih di tengah hutan kami bertemu dengan jalan yang ekstrim sekali, bahkan baru kali ini saya melihat jalan yang seperti itu. Jalan turun yang amat sangat curam disambut dengan tikungan tajam sebanyak tiga putaran. Hmm.. benar-benar memicu adrenalin, merinding, Takut? Pasti..!! ternyata katanya tempat ini sangat terkenal dengan sebutan Tanjakan Jahanam dan banyak sekali memakan korban. Tapi untung sekali saya dan teman-teman selamat hingga kami sampai di tempat tujuan.
Ketika Kurt Vonnegut mengatakan “Unusual travel suggestions are dancing lessons from God”, maka saya mengatakan inilah my most unforgettable journey.
“Tulisan ini diikutsertakan dalam GA Unforgettable Journey Momtraveler’s Tale”
Jadi pengen bisa jalan-jalan kayak gitu mbak, membayangkan pasti keren
iya mbak itu jarang-jarang sekali aku lakukan,, 🙂
wah sepertinya cuacanya adem2 gimana gitu 🙂
adem-adem cellep om
wwuuuiiihh pengeeenn!!!
makasih ya mak, sudah terdaftar sebagai peserta 🙂