Ada yang pernah berkata “Susah Gampangnya Suatu Pekerjaan tergantung dari sudut mana kita menilai”, dan aku sangat setuju dengan sepenggal kata itu karena selama kita menanamkan pada pikiran kita kalau pekerjaan itu sulit maka selamanya akan jadi sulit, namun jika kita menanamkan pada diri kita kalau itu tidak sulit maka InsyaAllah akan dimudahkan, ingat bahwa tak ada usaha yang menghianati hasil.
Membuat Deskripsi Diri mungkin mudah bagi mereka yang memang sudah terbiasa mengenyam ilmu social semasa kuliahnya, karena mereka berbekal segudang teori, ilmu dan penerapan dalam kehidupan social. Namun tidak bagi kita yang memang banting setir, bahkan tidak pernah kenal dengan teori-teori social apalagi bagi mereka yang jarang mengutarakan ide-idenya ke dalam sebuah cerita atau tulisan.
Deskripsi Diri Tenaga Kesejahteraan Sosial (TKS) dibuat berdasarkan pada praktek pelayanan nyata yang sedang atau telah dilakukan dalam penyelenggaraan pelayanan Kesejahteraan Sosial. Kasus yang biasanya disajikan merupakan kasus nyata dalam kehidupan sehari-hari bukan kasus rekaan atau kasus fiksi. Pemecahannya kasus ini akan dikaitkan dengan berbagai teori social yang relevan dengan kasus tersebut, Pemaparan masalahnyapun harus secara detail dengan konsep 5W1H (What, Who, When, Where , Why dan How).
Deskripsi Diri TKS biasanya dibuat sebagai persyaratan kelengkapan Portofolio Uji Kompetensi Sertifikasi. Selain ujian tertulis dan Wawancara, Deskripsi Diri dan CV harus terlebih dahulu dilengkapi agar bisa mengikuti ujian ke tahap selanjutnya. Karena biasanya setelah Deskripsi Diri di Submit akan terlebih dahulu di periksa oleh Para Asesor. Jika mengalami kekeliruan maka akan secepatnya diberi tahu untuk direvisi.
Pembuatan Deskripsi Diri itu sebenarnya gampang-gampang susah meskipun kita bukan berasal dari jurusan Peksos. Aku bilang gampang karena kasus atau permasalahan yang akan kita paparkan adalah masalah yang sudah biasa kita tangani selama melakukan pendampingan social. Sulitnya biasanya kita bingung masalah mana yang akan kita pilih, karena biasanya tak sedikit masalah yang kita tangani selain itu juga minimnya pengetahuan tentang teori dan metode social. Kebiasaan dilapangan kita bertindak sesuai dengan penerapan teori atau metode social tapi kita tidak tahu kalau itu merupakan penerapan suatu teori atau metode social tersebut. Nah.. ini mungkin bisa dimaklumi karena rata-rata TKS adalah orang yang bantig setir sehingga mereka baru akan belajar mengenai teori-teori dan metode-metode itu jika memang sudah dibutuhkan.
Ada 3 kasus yang biasanya diminta untuk di paparkan dalam pembuatan Deskripsi diri TKS:
1. Penerapan Pengetahuan Dalam Praktik Pelayanan
Pada kasus ini kita akan diminta untuk memaparkan permasalahan yang sudah kita tangani kemudian dikaitkan dengan teori atau konsep yang relevan dengan permasalahan tersebut. Dalam penerapan kasus ini terdapat beberapa soal yang isinya saling keterkaitan. Mulai dari isi teori , Penerapan teori hingga dasar pertimbangan penggunaan teori. Selain itu kita juga diminta untuk memaparkan implikasi perbandingan penerapan teori dan tanpa penerapan teori.
2. Penerapan Keterampilan Dalam Praktik Pelayanan
Hal yang harus diperhatikan dalam pemaparan kasus ini adalah kasus harus tuntas sesuaikan dengan keterampilan kita dalam melakukan praktik pelayanan. Pada kasus ini harus di paparkan secara jelas apa masalahnya, kapan dan dimana masalah itu terjadi, siapa pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan, mengapa dan bagaimana masalah itu terjadi. Semua itu harus di ceritakan secara detail. Bahkan metode-metode yang terapkan pada tahap awal, serta dampaknya akan di jelaskan secara rinci. Proses identifikasi masalah baik dari dalam maupun dari luar juga harus di jelaskan. Dan penerapan perencanaan dan pelaksanaan intervensi seta Deskripsi penerapan teknik intervensi juga harus di jelaskan secara jelas. Sehingga kasus ini benar-benar tertangani secara tuntas walaupun dengan melibatkan berbagai sumber.
3. Penerapan Nilai Dalam Praktik Pelayanan
Dalam pemaparan kasus ini lebih pada analisis tentang nilai-nilai yang biasanya diterapkan dalam penanganan kesejahteraan Sosial. Ada a. Penerapan nilai umum terkait dengan klien, Penerapan nilai terkait dengan teman sejawat dan Penerapan nilai terkait dengan lembaga tempat bekerja
Selain itu juga ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan Deskripsi Diri TKS, agar tidak mengalami Revisi dan tertolak, yaitu:
- Pemaparan Permasalahan tidak boleh ngawur, kasus harus sesuai dengan realita yang kita tangani.
- Penulisan Permasalahan harus sesuai dengan konsep 5W1H
- Kasus tidak boleh Copy-Paste, karena akan ketahuan oleh Asesor. Asesor lebih berpengalaman dari pada kita. Mereka mungkin sudah pernah membaca atau menangani setumpuk permasalahan, oleh karena itu akan dengan mudah mengetahui jika permasalahan yang kita gunakan adalah milik orang lain. So, hindarilah Plagiat.
- Hindari memaparkan masalah yang administratif, karena ini hal terlalu umum untuk dibahas.
- Untuk setiap pertanyaan jangan sampai terabaikan kata “(minimal 150 kata)”. Artinya dari pertanyaan itu jawabannya harus tidak boleh kurang dari 150 kata, sehingga teman-teman harus kreatif dalam penyusunan kata-kata dalam setiap kalimatnya. Karena jika kurang dari 150 kata maka tidak bisa tersubmit dan kolom akan berwarna merah.
Tulisan ini hanya untuk bahan sharing buat teman-teman yang akan melakukan Uji Kompetensi Sertifikasi terutama bagi mereka yang Banting Setir sepertiku. Semua yang aku paparkan berdasarkan pengalamanku yang tahun kemarin mengikuti Uji Kompetensi Sertifikasi Reguler paket komplit. Ya, aku sebut paket komplit karena ujiannya lengkap dengan wawancara langsung dengan 2 Asesor bak ujian Skripsi bahkan dilengkapi dengan prakteknya.
Lakar la ok mon been