Analisis Leksikal / Analisis Linier / Pembacaan Sekilas ( Scanner ) merupakan komponen kompilasi independen yang berkomunikasi dengan parser lewat antarmuka yang terdefinisi bagus dan sederhana sehingga pemeliharaan analisis leksikal menjadi lebih mudah dimana perubahan-perubahan terhadap analisis leksikal tidak berdampak pada pengubahan kompilator secara keseluruhan.
Tugas-tugas Analisis Leksikal :
1. Konversi Program Sumber Menjadi Barisan Token
Mengubah program sumber yang dipandang sebagai barisan byte/karakter menjadi token
2. Menangani Kerumitan Sistem Masukkan/Keluaran
Karena analisis leksikal biasanya berhubungan langsung dengan kode sumber yang diwadahi file, maka analisis leksikal juga bertindak sebagai benteng untuk komponen-komponen lain di kompilator dalam mengatasi keanehan-keanehan sistem masukkan/keluaran sistem operasi dan sistem komputer.
Tahap Pelaksanaan Analisis Leksikal
– Pada single one pass
Terjadi interaksi antara scanner dan parser. Sacnner dipanggil saat parser memerlukan token berikutnya. Pendekatan ini lebih baik karena bentuk internal program sumber yang lengkap tidak perlu dibangun dan disimpan di memori sebelum parsing dimulai.
– Pada separate pass
Scanner memproses secara terpisah, dilakukan sebelum parsing. Hasil scanner disimpan dalam file. Dari file tersebut, parsing melakukan kegiatannya.
Scanner mengirim nilai-nilai integer yang mempresentasikan bentuk internal token, bukan nilai-nilai string.
Keunggulan cara ini adalah ukurannya kecil dan tetap. Parser sangat lebih efisien bekerja dengan nilai integer yang mempresentasikan simbol daripada string nyata dengan panjang variabel.
Implementasi Analisis Leksikal
1. Pengenalan Token
– Scanner harus dapat mengenali token
– Terlebih dahulu dideskripsikan token-token yang harus dikenali
2. Pendeskripsian Token
– Menggunakan reguler grammar. Menspesifikasikan aturan-aturan pembangkit token-token dengan kelemahan reguler grammar menspesifikasikan token berbentuk pembangkit, sedang scanner perlu bentuk pengenalan.
– Menggunakan ekspresi grammar. Menspesifikasikan token-token dengan ekspresi reguler.
– Model matematis yang dapat memodelkan pengenalan adalah finite-state acceptor (FSA) atau finite automata.
3. Implementasi Analisis Leksikal sebagai Finite Automata
Pada pemodelan analisis leksikal sebagai pengenal yang menerapkan finite automata, analisis leksikal tidak cuma hanya melakukan mengatakan YA atau TIDAK. Dengan demikian selain pengenal, maka analisis leksikal juga melakukan aksi-aksi tambahan yang diasosiasikan dengan string yangsedang diolah.
Analisis leksikal dapat dibangun dengan menumpangkan pada konsep pengenal yang berupa finite automata dengan cara menspesifikasikan rutin-rutin (aksi-aksi) tertentu terhadap string yang sedang dikenali.
4. Penanganan Kesalahan di Analisis Leksikal
Hanya sedikit kesalahan yang diidentifikasi di analisis leksikal secara mandiri karena analisis leksikal benar-benar merupakan pandangan sangat lokal terhadap program sumber.
Bila ditemui situasi dimana analisis leksikal tidak mampu melanjutkan proses karena tidak ada pola token yang cocok, maka terdapat beragam alternatif pemulihan. yaitu:
– “Panic mode” dengan menghapus karakter-karakter berikutnya sampai analisis leksikal menemukan token yang terdefinisi bagus
– Menyisipkan karakter yang hilang
– Mengganti karakter yang salah dengan karakter yang benar
– Mentransposisikan 2 karakter yang bersebelahan.
Salah satu cara untuk menemukan kesalahan-kesalahan di program adalah menghitung jumlah transformasi kesalahan minimum yang diperlukan untuk mentransformasikan program yang salah menjadi program yag secara sintaks benar.
Input Buffering
Perancangan analisis leksikal seharusnya dapat membuat buffering masukkan yang membantu mempercepat proses pembacaan dari file serta mempunyai fleksibelitas yang tinggi agar analisis leksikal tidak bergantung platform sehingga mempunyai portabilitas yang tinggi.
Semangat!!
makasih bang
jeh angel yoh… jadi in tautan blog mu yah… 🙂
buanget