“Saat pasir tempatmu berpijak pergi ditelan ombak, akulah lautan yang memeluk pantaimu erat.”- Dee
Ketika hati jenuh, otak tidak sejalan dengan pikiran, kadang banyak orang yang pergi ke laut untuk berteriak, melempar batu atau mandi air laut. Mereka melampiaskan masalahnya disana, bercerita pada deburan ombak yang saling berkejaran. Laut juga kadang menjadi saksi bisu berbagai masalah yang ada, pertengkaran antara ombak dan gemuruh angin yang kadang tak pernah searah.
Banyak pantai yang saat ini mulai dikenal dengan kecantikan pasir, terumbu karang, serta pemandangan bibir pantai yang bagus seperti halnya dipulau-pulau kecil di Indonesia. Sehingga memikat para wisatawan untuk bermain-main ke tempat tersebut, tak peduli waktu maupun biaya yang akan diluangkan demi untuk melihat dan mengabadikan keindahannya.
Gili Labak, akhir-akhir ini sudah banyak sekali public membicarakan tentang keindahan pulau kecil ini. Sebuah pulau di Kabupaten Sumenep tepatnya di desa Kombang, Kecamatan Talango, yang dapat ditempuh selama +/- 2 jam perjalanan laut menggunakan perahu motor dari kecamatan Kalianget. Entah apa sebabnya, di Indonesia banyak pulau yang diberi nama Gili, seperti Gili Labak, Giliyang, Gili Genteng, Gili Raja dan mungkin masih ada beberapa Gili lain yang aku belum ketahui.
Sejak di explorenya Pulau Gili Labak ke beberapa media, baik online maupun offline, pulau ini banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai penjuru, baik wisatawan lokal Madura maupun dari luar pulau Madura. Bahkan beberapa bulan yang lalu ada tim My Trip My Adventure (MTMA) Televisi Swasta juga turut mengeksplore keindahan pulau ini. Selain itu, di pulau ini sudah banyak bukti, ada beberapa travel yang memasang papan di pulau tersebut, seperti Alommampa Madura dan Aatira adventure.
Pulau Gili labak dahulunya dikenal juga dengan sebutan Pulau Tikus, pulau ini cukup kecil karena hanya memiliki luas sekitar 5 hektar, dan dapat di kelilingi dengan berjalan kaki +/- 30 menit, ini dihuni oleh +/- 37 Kepala keluarga dan menjadi satu RT yang desanya ikut ke pulau Talango.
Pulau Gili Labak dikenal dengan sebuah pulau yang memiliki bentangan pasir putih dan lautan biru dengan ombak yang landai. Sebelum berlabuh di bibir pantai, wisatawan akan disambut dengan beningnya air laut sehingga meskipun dari atas kapal kita dapat menikmati gugusan terumbu karang yang sangat indah serta biota laut yang sangat beragam. Oleh karena itu salah satu aktivitas wisata yang tidak boleh terlewatkan adalah snorkeling dan diving.
Dari semua cerita tentang keindahan sebuah pulau, pastinya ada sedikit kekurangan. Seperti halnya kata pepatah tak ada gading yang tak retak. Kekurangan dari pulau Gili Labak adalah penunjang fasilitas wisata, seperti keterbatasan air bersih karena di pulau ini belum ada sumber air tawar. Kita dapat menumpang kamar mandi warga, atau kamar mandi disekitar pantai yang airnya juga serupa tapi tak sama yaitu berasa asin sedikit. Di pulau ini belum ada home stay sehingga jika ada wisatawan ingin bermalam, mereka harus camp disekitar pantai. Selain itu juga sumber daya listrik sangat minimal sekali, mereka menggunakan tenaga surya untuk penerangan sehingga penggunaan listrik harus diminimalisir.
Menurut penuturan keluarga pak RT yang aku singgahi kediamannya listrik hanya menyala di malam hari. Jika musim kemarau dan sang surya bersinar cerah maka penggunaan listrik dapat bertahan sampai dengan 3 hari pemakaian normal, namun jika sang surya enggan menampakkan sinarnya, listrik hanya mampu menghidupkan satu lampu saja, itupun sinar yang dihasilkan akan redup.
Saat ini banyak travel yang membawa wisatawan ke pulau Gili Labak dari berbagai daerah, baik travel lokal maupun travel yang ada diluar pulau Madura. Seperti Travel Madura Trip yang telah membawaku dan memperkenalkan aku pada pulau Gili Labak sehingga aku dapat menginjakkan kaki di pulau yang sangat awesome sekali dan keraguan tentang papan Hidden Paradise yang tertancap disalah satu sisi pulau ini terbukti tidak hanya omong kosong belaka.
Travel Madura Trip merupakan travel lokal yang bermitra dengan salah satu kepala desa di Kecamatan Kalianget. Kepala desa ini menyediakan rumah singgah untuk para wisatawan selain itu ia juga pemilik salah satu kapal dan peralatan snorkeling lengkap, sehingga wisatawan tidak akan kekurangan peralatan ketika sampai dipulau Gili Labak, karena sebelum pemberangkatan semua di cek dengan seksama.
Hanya satu pesan untuk para wisatawan yang berkunjung ke pulau indah ini, tetaplah jaga kebersihan dan kecantikan laut. Jangan sampai khilaf menyisakan sampah kalian disana, cukup tinggalkan jejak saja, serta jadilah wisatawan yang bijak, abadikanlah keindahannya agar keindahan terumbu karang dan biota laut yang ada dapat dinikmati anak cucu nanti. Jangan sampai terwujud tulisan Pramoedya Ananta Toer dalam bukunya yang berjudul Gadis Pantai “Laut tetap kaya takkan kurang, cuma hati dan budi manusia semakin dangkal dan miskin.”
Sekarang, teman-teman Plat M sering jalan-jalan ya.
Semoga bisa menduniakan Madura 🙂
Iya bunda.. Amiiin.. Semoga saja demikian..
ada aku di sana, tunggu tulisanku muncul ya
Okeh.. Tak wait ceritanya, ulasan cantik tentang terumbu karang
pulau yang indah 🙂
semakin menambah daftar panjang tempat-tempat wisata di indonesia yang wajib untuk dikunjungi 🙂
Benar kaka.. Ayo investasi traveling biar jadi cerita menarik nantinya
pernah sekali ke madura, tapi gak tau tempat ini. Wah sayangnya ya
Nah berarti harus balik lagi ke Madura kak..
Selain Gili Labak, masi banyak pulau yg perlu dikunjungi di Sumenep.. Putihnya pasir pantai, terumbu karang dan pemandangan indah lainnya.. *Buat proposal
Betul kak.. Minggu kemarin sempat ke giliyang juga, explore beberapa tempat disana..
Kami siapa melayani perjalanan ada
Makasii
akhirnya erna menginjakkan kaki di Gili Labak juga nih. Congrats ya .. smoga nanti bareng teman2 lainnya bisa liburan bareng kesana lagi 😀
Iya a’.. Kalo rame-rame pasti seru walau g bisa renang yg penting main air.. Hehehe.. Mungkin bisa ke pantai 9