Kapal yang hanya diam dalam pelabuhan adalah kapal yang aman, tapi bukan untuk itu kapal diciptakan — Diego Christian
Tak pernah mengenal lelah, lalu-lalang manusia baik sebagai penumpang maupun pencari nafkah, mereka berangkat pagi pulang pagi bahkan tak menutup kemungkinan ada yang menjadikan tempat tersebut sebagai rumah kedua. Terlihat ada beberapa anak kecil yang turut meramaikan pelabuhan. ada yang bersama dengan orang tua mereka ada juga yang hanya sebatang kara mencari sesuap nasi.
Lautnya yang tenang dengan semilir angin yang sepoi-sepoi kadang membuat mata sedikit melipir menikmati beberapa kegiatan penumpang dalam kapal itu. Ada tawa, ada juga tangisan anak kecil yang merengek meminta mainan pada orang tuanya, bahkan ada juga yang tertidur mengukir mimpi berlayar ditengah laut. Yang paling berkesan adalah saat kapal ingin menyandar, terdengar lagu khas yang selalu terdengar dibeberapa KMP yang sedang berlayar.
Anda adalah Tamu Kami yang Terhormat
Berlayar dengan Armada
PT Jaya Lautan Utama
Pelabuhan Kamal merupakan pintu gerbang utama keluar-masuk ke Pulau Madura, Pelayaran dari Pelabuhan Kamal , Bangkalan , Madura menuju ke Pelabuhan Ujung, Surabaya. Dengan jarak tempuh kurang lebih 30 menit. Ada beberapa Kapal yang berjejer dipelabuhan yang biasanya beroperasi non-stop 24 jam. Kapal-kapal itu diantaranya adalah KMP Jokotole, KMP Trunojoyo, KMP Potre Koneng , KMP Tongkol dan KMP Gajah Mada serta Kapal yang terfavorit yaitu kapal besar W-Citra yang biasa berlayar selama 4 kali dalam sehari .
Tapi sekarang sudah tinggal cerita tak adalagi kapal W-Citra dan kapal-kapal lain yang berlayar 24 jam, kapal yang paling besar adalah Gajah Mada bahkan lebih sering KMP Jokotole dengan jadwal pelayaran yang sangat minim sekali, karena Pelabuhan Kamal tak lagi seperti dulu, lalu-lalang penumpang tak lagi banyak bahkan penjual keliling juga ikut berkurang.
Harga tiket dipelabuhan kamal juga tidak semahal tiket-tiket pada umumnya , bahkan ada harga khusus untuk kalangan Pelajar dan Mahasiswa dengan warna tiket yang berbeda.
Ada banyak cerita tentang pelabuhan yang terkenal dengan tugu kerapan sapi itu, pelabuhan ini terbagi menjadi dua bagian yaitu pelabuhan timur dan pelabuhan barat. Keduanya dulu beroperasi layaknya pelabuhan pada umumnya , namun kini pelabuhan timur disulap menjadi tempat ngopi. Disini kita dapat menikmati segelas kopi dengan menikmati gemerlap lampu Suramadu sambil ditemani deburan ombak dan semilir angit laut. Hingga saat inipun pelabuhan timur masih tetap menjadi tempat ngopi yang ramai dengan penikmat kopi.
Tak seperti pelabuhan timur, pelabuhan barat walaupun sering dijadikan tempat kopdar tapi pelayaran masih tetap berjalan dengan biasanya. Gemerlap lampu kapal dan juga lampu-lampu dari daerah Industri Kota Gresik terihat jelas dari tempat ini, bahkan hingga saat ini.
Keindahan pelabuhan hingga saat ini masih dapat dinikmati apalagi beberapa saat lalu Pemerintah mulai menghidupkan kembali aktivitas masyarakat disekitar pelabuhan. Dengan melibatkan masyarakat dari berbagai kalangan Pemerintah mengadakan beberapa kegiatan secara estafet mulai dari tanggal 10 sampai dengan tanggal 17 November 2016 dengan nama “Festival Bahari Kamal”.
Berbagai macam kegiatan disuguhkan dalam acara ini mulai dari beberapa macam festival, lomba bahkan ada juga bazar. Semua kegiatan ini berlangsung di Pelabuhan Barat sehingga para pengguna jasa transportasi laut sambil lalu dapat menikmati kegiatan tersebut.
Acara ini juga dimaksudkan agar dapat mengembalikan kejayaan Pelabuhan Kamal yang sudah lama dikenal dengan sebutan “Mati Suri” selain itu masyarakat agar dapat kembali menggunakan transportasi laut seperti dulu. Dan dapat menghilangkan wacana bahwasanya Pelabuhan Kamal Bangkalan akan ditutup karena tidak ada penumpang.