“Nikmati duniamu dan bersyukurlah atas apa yang terjadi padamu. Tuhan selalu punya rencana indah diluar inginmu. Dan Tuhan selalu punya cara terbaik untuk membahagiakanmu.” – gmwr
Semua hal apapun yang kita dapatkan patut kita syukuri, dengan segala bentuk rasa syukur. Rasa syukur tiap orang pastilah berbeda-beda ada yang cukup dengan tersenyum, berbagi pada sesama, ada juga yang dijadikan tradisi secara turun-temurun sehingga untuk melaksanakannya butuh ritual-ritual tertentu.
Berbicara tentang ritual pastinya ada sebagian orang yang berpikiran kolot dan langsung dikaitkan dengan hal-hal tertentu, padahal tidak semua ritual itu berkonotasi negatif dan hal itu patut untuk dilestarikan, karena Negeri ini kaya akan budaya yang unik dan menarik perhatian wisatawan, sehingga dengan acara tersebut dapat memperkenalkan wilayah yang bersangkutan pada public dan juga dapat mendongkrak perekonomian masyarakat disekitarnya.
Petik Laut berarti memetik, mengambil, memungut atau memperoleh hasil laut berupa ikan yang mampu menghidupi nelayan dan sekitarnya. Penyelenggaraan upacara Petik Laut dimaksudkan sebagai pengungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberi limpahan hasil ikan tangkapan di laut, hal ini dilakukan secara berkelompok khususnya bagi masyarakat nelayan.
Petik Laut dikenal juga dengan sebutan Larung Saji atau orang Madura menyebutnya dengan Rokat Tase’ merupakan acara rutin tahunan masyarakat pesisir khususnya di pulau Madura. Sabtu tanggal 30 Januari 2016 kemarin Petik Laut diadakan di Desa Branta Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan. Acara Petik Laut di Pelabuhan Branta ini merupakan acara ditahun ketiga, karena masyarakat Branta sejak tahun 2013 yang mengadakan acara petik laut, dan hal ini akan dijadikan acara rutin tahunan masyarakat pesisir, walaupun belum ada jadwal tetap.
Ritual Petik Laut berlangsung ramai terlihat antusias dan partisipasi dari masyarakat sekitar pelabuhan Branta sangat banyak. Selain itu sebelum ritual larung saji dimulai, diadakan parade kesenian tradisi masyarakat setempat, beragam jenis seni dan budaya tradisional masyarakat Madura ditampilkan serta diadakan arakan sesaji yang akan dilarung ke laut sehingga hal ini memicu banyaknya wisatawan yang turut meramaikan ritual Petik Laut.
Banyak sekali sesaji yang ikutkan dalam ritual ini, dan yang menjadi ciri khas dari acara Petik Laut adalah miniatur berbentuk ikan yang sangat besar, yang nantinya akan dilepas kelaut bersama dengan pelepasan beberapa perahu yang sudah dihias cantik sebelumnya.
bener kata Wahyu. seandainya aja bisa dikemas lebih menarik dan promosi yang luas yaaa…
duh, aku belum pernah lihat ritual ginian secara langsung. pengennnn 🙁
btw, sesajinya biasanya apa aja mbak?
Yang pasti ada itu nasi tumpeng dan karawitannya.. Nasi kuning.. Kue2 olahan dari hasil laut..
Keren, mbak, baru tahu.
Sebenarnya ya mbak, acara ini itu bernilai pariwisata sangat tinggi. Perlu sedikit saja usaha untuk mengemasnya, dijadwalkan, dipromosikan dengan baik, dan booooom, akan banyak wisatawan lokal yang datang.
Sebenarnya hanyalah sebenarnya, hingga suatu saat akan menjadi kenyataan. Nice info, mbak!
Iya bun.. Pas acara kemarin itu cuma kebanyakan media saja yang ngerti.. Andai mereka melibatkan blogger mungkin akan jadi acara cetar membahana
bagus ya, di daerah aku juga ada pesta laut tapi itu ramai abnget penontonnya sampai berjubel jadi kadang malas datang apalagi panasnya itu
Iya mbak itu rame sekali.. Harus betah panas juga hehe..
Mbak, aku cuma kok ngerasa eman banget gitu buang – buang ke laut. Seperti itu bukannya termasuk pencemaran laut ya ? *eh salah nggak sih aku 😀
Sebenarnya juga iya..tapi yang namanya budaya tetep harus d lestarikan cha
di tmpat aku jg ada mbak, berlangsung 3 hari, acara ininya hari pertama aja, sisanya ya semacam hiburan en pasar rakyat gitu
Tiap daerah beda-beda ya mbak.. Beragam budaya.. mungkin hampir di daerah pesisir ada acara ini mbak
Ini semacam sedekah laut ya? di Jepara tiap lebaran ada kayak gini. Larungan namanya
Iya maz.. Mungkin cuma beda namanya saja
Betul banget. Tradisi seperti ini tidak selalu negatif karena bisa mendongkrak ekonomi masyarakat lokal, apalgi jika ia bisa dikenalkan kepada wisatawan-wisatawan dari luar negeri.