Pythagoras dan Protagoras sebenarnya dua kata yang secara pelafalan hampir sama, sama-sama berakhiran dengan kata “goras”, namun keduanya merupakan nama dari dua tokoh yang berbeda dan terkenal pada zamannya hingga saat ini. Kalau saat ini mungkin yang sering di sebut-sebut adalah Pythagoras apalagi untuk para pecinta Matematika.
Pythagoras, sudah tidak asing lagi di telinga ini ketika mendengar nama itu. Seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang terkenal dengan Teoremanya yaitu teorema Pythagoras, yang masih digunakan hingga saat ini.
Pythagoras juga disebut sebagai “Bapak Bilangan”, Quote “If Number rules the universe, Number is merely our delegate to the throne, for we rule Number.” Selain itu Pythagoras merupakan pencetus sekaligus penguasa nisbah dimana ia menyimpulkan bahwa nisbah tidak hanya berlaku pada musik tetapi juga pada pelbagai jenis keindahan lain dan para pengikut Pythagoras menyimpulkan bahwa nisbah dan proporsi mengendalikan keindahan musik, kecantikan fisik dan keanggunan matematika.
Protagoras, merupakan salah satu tokoh dibarisan sofis yang dikenal dengan gagasannya “Manusia adalah ukuran untuk segala-galanya: untuk hal-hal yang ada sehingga mereka ada, dan untuk hal-hal yang tidak ada sehingga mereka tidak ada”. Gagasan ini merupakan tulang punggung humanisme, kemudian muncul pemikiran apakah yang dimaksud manusia individu atau manusia pada umumnya?. Protagoras juga dikenal dengan bukunya berjudul “Kebenaran” (Aletheia), didalamnya ia menyatakan kebenaran itu bersifat pribadi (private). Akibatnya tidak ada ukuran absolut dalam etika, metafisika, maupun agama, bahkan teori-teori matematika tidak juga dianggapnya mempunyai kebenaran yang absolute. Selain itu Protagoras juga dikenal dengan pandangannya yang skeptisisme artinya tidak mungkin dicapai suatu kebenaran, ini terlihat dalam karya yang berjudul “Perihal Dewa-Dewi” (Peritheon), Protagoras menyatakan “Mengenai dewa-dewi saya merasa tidak mampu menentukan apakah mereka benar-benar ada atau tidak ada; dan saya juga tidak dapat menentukan hakekat mereka. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sulit dan umur manusia itu pendek.”
Sumber gambar : Wikipedia