Bulan Muharram atau yang di kenal dengan bulan Suro dalam kalender Jawa ini keutamaan tersendiri di bandingkan dengan bulan-bulan lainnya, sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW:
“Ibadah puasa yang paling baik setelah puasa Ramadan adalah berpuasa di bulan Muharram.”
Bulan Suro sudah berjalan beberapa hari, banyak hal di yang dilakukan untuk menyambut datang tahun baru Islam ini, mulai dari kirab keraton, pembersihan pusaka, konvoi dua padepokan hingga hal-hal unik lainnya.
Selain hal tersebut diatas yang paling saya ingat jika memasuki bulan suro adalah adanya bubur pedas atau “Tajin Pedis” (dalam bahasa Madura), bubur lezat ini hanya ada ketika bulan Suro.
Tajin pedis terbuat dari beras ketan yang dicampur dengan parutan kelapa dan beberapa biji kacang, baik kacang tanah, kacang panjang maupun kacang hijau selain itu juga di kasih serreh dan daun pandan, sehingga rasanya gurih dan agak pedas. Untuk menambah kelezatan tajin pedis ini tidak hanya dihidangkan begitu saja, tapi di atasnya dikasih beberapa pelengkap yang jumlahnya katanya harus 7 macam.
Kemarin ibu saya membuat kuliner khas bulan Suro ini dengan pelengkap irisan kecil-kecil dari tahu, tempe dan telur goreng, kacang tanah yang di goreng, irisan cabe merah goreng, kecambah dan gula merah.
Gimana…. Kebayang kan lezatnya??? Hmm.. Yummy.. tapi kalo saya yang makan kecambahnya pasti tak eliminasi duluan (curhat)
Apa ditempat teman-teman juga ada tradisi ini???
bo abo.. nyaman ongkuh jiah..
iya om… pas mantap onggu.. langsung kenyang… heheh
ini yang jualan dimana ya 🙂
gak ada kaka.. ini biasanya dibuat dirumah-rumah tidak untuk dijual.. dibagiin cuma-cuma ketetangga
Ah aku belum pernah ditawari makanan ini…
Btw, kamu mau makan itu bubur ada kecambahnya gitu?
ayo main kerumah bang, ntar tak suruh buatin ke ibuk ku, kalo aku makan gak pake kecambah.. tak pilihin dulu cambahnya